Header Ads

Pentingnya Pendidikan di Keluarga

Judul ini gue ambil karena masih banyak sekali orang tua yang cuek dengan pendidikan dalam kehidupan dikeluarganya, ini terjadi karena orang tua lebih mengandalkan pendidikan formal di bangku sekolah. Pada hal mengajarkan proses kehidupan yang dialami si anak dalam keluarganya sehari-hari adalah dasar dari karakter anak bagaimana dia dapat hidup diluar sana.

Kesibukan kedua orang tua biasanya dijadikan alasan bahwa mereka tidak mempunyai cukup waktu untuk memberikan perhatain kepada anak-anaknya, namun setelah nanti anak-anak dewasa dan mempunyai karakter-karakter yang tidak sesuai harapan barulah mereka mengeluh karena mereka menjadi susah karenanya, misal : anak menjadi malas, nakal, susah dinasehati, membentak orang tua, dan sebagainya seperti dilingkuangan kita masing-masing dah...hehhehehe.

Jika kita mau berfikir sejenak sudah berapa banyak kita liat anak-anak yang menjadi pemakai, tukang tawuran, dan lainnya yang mengatakan bahwa mereka bertindak seperti itu karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya, nah ini harus menjadi pelajaran bagi kita agar tidak melakukan hal yang sama.

Pendidikan ahlak adalah dasar dalam kehidupan ini yang menentukan anak-anak bakalan menjadi orang yang berguna atau menjadi anak yang merugikan bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkuangannya. Pendidikan ini kita tanamkan dari muali kecil, misal jika sehabis makan mesti mencuci piringnya sendiri, diajak beribadah, jika melakukan kegiatan dirumah diajarkan doa-doa terlebih dahulu, cara berprilaku kepada orang tua, diajarkan perbedaan cara berbicara dengan orang tua dengan teman, dab lainnya, yang sebenernya bisa dilakukan sambil kita bersenang-senang dengan anak-anak dikeluarga.

Contoh yang biasanya dalam kehidupan orang-orang di kota, jika anaknya sudah berkeluarga seharusnya anak kita tersebut prosesnya sudah berubah karena mereka yang akan menjadi orang tua, namun karena mereka tidak pernah memikirkan kehidupan bagaimana menjadi orang tua kebanyakan anak-anak sekarang yang telah menikah waktu dewasanya sering memberikan anak-anaknya pada orang tua mereka, nah cilakaknya kasian bangetkan jadi orang tua yang seharusnya bisa seneng-seneng dengan cucu jadinya kembali ke proses alam awal ketika menajadi orang tua...hehhehe. Ini sedikir gue jelasin versi hidup berkeluarga menurut versi ane.:
  1. Bayi   :  pada proses ini kita harus mendapatkan perhatian yang luar biasa dari orang tua, bisa dibilang setiap waktunya kita bakalan diurus oleh orang tua, karena enggk bisa ngapa-ngapain dan hanya bisa menangis.
  2. Anak-anak (Balita) : disini kita sudah mendapatkan pengajaran dari orang tua, misal : cara berjalan, cara makan, cara minum, dan sebagainya yang menyangkut untuk kebutuhan tubuh kita.
  3. Kanak-kanak  :  disini kita sudah bisa makan sendiri, sudah tau cara bergaul dengan orang lain, sudah diajarkan cara bersopan santun dengan orang tua dan macem-macem dah yang taunya biasanya cuman main doang...ehhehehehe
  4. Remaja  : pada masa ini seharusnya pola pikir kita mulai berbeda dari waktu masih kanak-kanak karena kita telah banyak mendapatkan pendidikan, yang sudah tau membedakan perbuatan baik dan buruk, dampak yang ditimbulkan jika melakukannya. Kemudian disini sudah seharusnya dapat membantu pekerjaan orang tua dirumah maupun lainnya.
  5. Dewasa  : semestinya pada fase ini kita sudah memikirkan bagaimana memberikan kebahagian bagi orang-orang sekitar, namun cilakaknya kalo dari kecil tidak mendapatkan pendidikan bagaimana proses hidup ini, biasanya disini masih bersifat seperti anak-anak yang mementingkan ke egoisan, berprinsip bahwa mereka yang paling benar dan macem-macem dah.
  6. Sudah Menikah dan Punya Anak  : pada fase ini sudah saatnya kita menjadi orang tua dan mempraktekkan kehidupan dulu waktu kecil yang kita alami kita terapkan untuk anak kita, dan gantian kita yang akan memberikan waktu sepenuhnya kepada anak-anak kita. Cilakanya disini kalo kita terlalu manja dengan orang tua, eman mengeluarkan uang untuk anak, biasanya memberikan tanggung jawab kita kepada orang tua kita, nah kan kasian kan!! mereka ndk ada habis-habisnya mendapatkan kerepotan yang seharusnya itu menjadi proses tanggung jawab kita, seharusnya disini orang tua kita tinggal seneng-senengnya doang, ibadah lancar dan senang-senang dah pokoknya jangan dikasih beban pikiran lagi kalo bisa. Kalau pun kita sibuk maka kita bisa cari pembantu dan biar orang tua hanya mengawasin saja tidak perlu repot untuk mengurus anak kita, jangan malah orang tua yang kita jadikan pembantu kan kasian tuh kapan mereka bisa senengnya kalau cara kita begitu..
  7. Tua  : disini saatnya kita mulai meninggalkan kehidupan dunia dan fokus untuk akherat, tapi inget lo jangan sudah diproses ini kita baru belajar agama, waktunya udah mepet sudah tidak ada cukup waktu lagi, diproses ini kita mengamalkan pendidikan agama yang dari kecil kita proleh, bukan berarti waktu kecil sampai dewasa kita enggk menjalankan perintah agama lo!, tapi diproses ini fokus kita hanya akherat, kalau masih mudakan biasanya ndk fokus akherat tapi masih fokus dunia.
 Oke deh mungkin itu saja yah, kita semua mengalami pendidikan kelaurga yang berfariasi tergantung dari orang tua kita masing-masing, nah semoga kita semua menggunakan pola pikirnya, biar kalaupun keluarga kita tidak memberikan perhatian dan pendidikan kita tidak perlu menyalahkan hal tersebut, karena kita telah diberikan oleh Allah SWT otak yang bisa kita gunakan untuk belajar, berfikir, memilah mana yang baik dan yang buruk.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.