Header Ads

Pengalaman Dalam Mengikuti Majelis Ta'lim Jemaah Tabligh

Assalamualaikum Wr.Wb. saya ucapkan buat rekan-rekan yang membaca postingan ini. Tulisan pengalaman ini sengaja saya buat untuk sedikit memberikan masukan untuk difikirkan dan dicermati dengan bijak.
Sejak SMP hingga SMA saya sering mengikuti kegiatan Jemaah Tabligh atau kalau jaman dulu lebih dikenal dengan orang ta'lim kato2 orang tu begitulah kalau di kampung kami Desa Tinggirajo Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Terakhir di Jogja saya ketemu beberapa jema'ah ini yang kebetulan melakukan tablighnya di Masjid At-Tin Desa Banyuraden Yogyakarta.
Bagi rekan-rekan yang belum tau jemaah ini biasanya mereka keliling menginap dari masjid ke masjid hanya berkisar 3 hari kemudian pindah ke masjid lainnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk diri mereka atau kami sendiri belajar bagaimana menerapkan perintah Allah SWT  full waktu untuk beribada dan mengajak atau mengingatkan saudara2 sesama muslim ditempat yang dikungjungi untuk sholat berjamaan meramaikan masjid.
Saya dulu paling sering cuman ikut 3hari saja, kalau orang-orang yaang saya kenal di jemaah tersbut ada yg bertingkat seperti 40 hari dan ada yg sampai 4 bulan. Nah jumlah hari-hari ini untuk berdakwah satau saya selama saya ikut tidak ada paksaan hanya mereka memotivasi agar kita bisa ikut sampai ke 4 bulan full beribadah dan berdakwah. Disinilah kadang yang menjadi salah persepsi kebanyakan jemaah tabligh dalam menyampaikan kembali ke orang-orang baru atau mereka yang udah ikut lama tapi dalam memberikan ajakan untuk ikut berdakwah dengan jenjang 3 hari atau 40 hari atau 4 bulan tersebut seolah-olah menjadi suatu kewajiban. Padahal setau saya tidak ada satupun hadist atau ayat yang menerangkan untuk hal tersebut karena dakwah dan ibadah itu dilakukan setiap waktu dimanapun dan kapanpun dengan cara dan aturan tersendiri.
Dalam hal beribadah dalam jemaah ini tidak satupun kekeliruan yang saya temukan dan saya ikuti, sedikit saya detailkan kegiatan yang dilakukan oleh jemaah ini setiap harinya dimasjid:
  • Bangun tengah malam untuk sholat tahajjud dengan jumlah rakaat dan ibadah tambahan lainnya dibebaskan sesuai pengetahuan jemaah
  • Sholat subuh berjamaah
  • Ceramah setelah sholat subuh
  • Zikir dan membaca Al-quran
  • Istirahat mandi dan segala macam 
  • Mengerjakan sholat sunnat isra
  • Makan pagi secara berjamaan (biasanya menggunakan talam atau tempat yang besar, satu talam biasanya berisikan 2- 3 orang tergantung jumlah talam dan jumlah jemaah), sebelum makan biasanya akan diberitaukan terlebih dahulu adab makan secara islami seperti : sebelum makan cuci tangan terlebih dahulu dengan air yang mengalir dengan membaca doah, setelah itu duduk dengan kaki kanan diangkat di tekuk kemudian kaki kiri dilipat didudukin(mirip gaya makan orang medan lah...hehhe), kemudian kalau makan dari pinggir2 tempatnya dulu jangan ambil langsung ketengah untuk membiasakan tidak mempunyai sifat serakah atau rakus mengambil hak orang lain..hehhe, kemudian kalau makanan panas tidak boleh ditiup, begitu makanan datang baca doa, sebelum memasukkan makanan kemulut saat pertamakali membaca doa meminta keberkahan makanan di yang dimasukkan kemulut, makan tidak boleh sambil ngobrol kalaupun ngobrol pelan-pelan dan hanya urusan akhirat, makan harus habis semuanya tidak boleh ada yang tersisa, makan buah terlebih dahulu sebelum makan nasi, kalau ada pisang cara maknnya di potong dengan tangan dahulu dan kulitnya dikupas secara ganjil, makan menggunakan tangan kanan, minum juga dengan tangan kanan dan harus berteguk-teguk diusahakan jangan langsungan tanpa bernafas gelekgelek gelek....hehheheh, abisa makan membaca doah, cuci tangan dengan air yang mengalir lagi.
  • setelah makan pagi biasanya jemaah banyak yang baru mandi kemudian setelah itu sholat dhuha
  • sekitar jam 9 an setelah sholat dhua biasanya ada musyawarah pagi untuk pembagian tugas jemaah dan patungan uang buat makan beramai2 yang jumlahnya biasanya disepakati bersama.
  • setelah itu mendengarkan pembacaan buku kitab-kitab fadilah2 sholat, zikir, dakwah, membaca alquran dan lainnya yang semuanya tidak mempermasalahkan perbedaan selama ada hadist atau ayat atau ijma ulama. Jadi perdebatan antara mazhab disini sangat dilarang selama kalian mengikuti tau tuntunan sumbernya  maka tidak ada permasalahan kecuali kalau memang berbeda dari umumnya dan merupakan hal yang wajib biasanya nanti saling mengingatkan dan mereka mempunya dasar penjelasannya tidak asal ceplos.
  • pembacaan kitab ini nanti ada selingannya untuk belajar Al-Quran secara bersama-sama untuk saling mengkoreksi agar benar maghraz dan tajuwidnya.
  • Masuk waktu zuhur ibadah zuhur kemudian mendenganr kan pembacaan kitab sekitr 5 menit biasanya
  • setelah itu makan siang dengan cara seperti yang diatas kembali,
  • setelah itu istirahat tidur siang sampai masuk waktu asar bagi yang mau tidur siang
  • abis sholat ashar pembacaan kitab sekitr 5 menit
  • setelah itu zikir 
  • setelah zikir biasanya agak sorean itu jemaah silaturahim kerumah-rumah warga untuk mengajak agar datang ke masjid untuk sholat bareng2 berjamaah magrib dan mendengarkan ceramah setelah sholat magrib
  • Setelah mendengarkan ceramah biasanya jemaah berbaur dengan masyarakat sambil menunggu waktu isya 
  • setelah isya makan malam dengan adab dan cara seperti sebelumnya
  • setelah itu biasanya istirahat
  • sebelum tidur jemaah akan musyawarah laporan tanggapan masyarakat sekitr apa2 permasalahan jemaah pada hari tersbut dan nasehat2 dari pemimpin rombongan biasanya
  • sebelum tidur jemaah akan diajarkan cara tidur sesuai tuntunan, seperti : wudhu dulu sebelum tidur, berdoa, menghindari tidur dengan kaki menghadap kiblat, tidak boleh tidur di syaf pertama kalau di masjid, tidak boleh tidur tengkurap, tidur miring kanan atau miring kiri,tidur menggunakan alas agar masjidnya tidak kotor, jika mimpi basah harus segera keluar masjid bisa mandi atau jika masih males tidur diteras masjid dengan alas, jika mimpi baik  dicerikatan tapi jika mimpi buruk jangan diceritakan, niat tidur untuk bangun sholat tahajjud.
Begitulah kira-kira gambaran kegiatan jemaah setiap harinya, dari yang saya ikutin waktu dulu tidak ada satupun kegiatan yang menurut saya merupakan paksaan atau bertentangan dengaan nilai-nilai agama yang saya pelajari.

Tujuan utama atau manfaat yang saya pelajari dari kegiatan jemaah ini menurut saya :
  • Dengan ikut jemaah ini karena kita di masjid kampungnya orang lain, belajar agamanya menjadi lebih fokus, banyak hal-hal yang tidak saya ketahui menjadi ilmu baru karena sunnah2 ini tidak populer di pendidikan umum dan ustad-ustad umum.
  • Sholat menjadi bisa tepat waktu dan ibadah tambahan lainnya menjadi lebih banyak karena kita tinggal dimasjid
  • Mengajak/berdakwah ke sesama muslim menjadi lebih mudah karena kita dikampung orang lain yang tidak mengenal kita sama sekali yang menjadikan obrolan lebih ringan.
  • Jemaah ini mengingatkan sesama muslim dan bukan ke agama lain agar kita sesama muslim tujuan utamanya untuk menggalakkan sholat berjamaah dimasjid dan saling mengingatkan satu sama lain untuk kebaikan.
  • Kebersamaan dengan sesama muslim yang disatukan dimasjid dari daerah2 lain yang kita tidak kenal sama sekali menjadikan kita bersaudara dengan satu kesamaan yaitu Islam
  • Kita menjadi belajar bagaimana untuk hidup dengan cara sangat sederhana, menjaga agar tidak hidup serakah dan bermewah, menjadikan kita sebagai ummat yang setara dihadapan Allah SWT.

Namun ada beberapa kekeliruan yang saya lihat dari rekan-rekan jemaah yang salah dalam mengambil kesimpulan atau mencermati dalam mengikuti jemaah ini, sekali lagi saya tekankan bahwa kekeliruan ini bukan pada kegiatannya tapi pada orang pesonal dalam cara menyampaikan dan mengikutinya dengan mengambil kesimpulan yang salah. Mungkin saya bisa salah dalam mencermatinya dan menjadi koreksi untuk diperbincangan di komentar jika memang hal ini menurut saya salah, dan dalam tulisan ini saya sengaja tidak mencatumkan hadist atau ayat apapun untuk pembenaran karena kita bisa baca dan temukan sendiri didalam Al-Quran yang memang sudah populer tapi kita yang salah dalam mencermatinya.

Berikut beberapa kekeliruan perorangan jemaah yang salaha dalam mengambil kesimpulan :
  • Salah dalam mengartikan ikut keluar selama 3 hari atau 40 hari atau 4 bulan menjadikan suatu keharusan, karena tidak tuntutunannya dan jumlah itu hanya cara saja agar lebih terukur dan terancana. Namun kadang dalam menyampikan kepada jemaah seolah-olah harus ikut keluar  dan agak ada sedikit semacam paksaan dalam menyampaikan padahal yang seperti itu akan membuat orang awam atau masyarakat yang belum tau sudah sentimen duluan. Kalau dulu kami dengan cara sopan dan ajakan yang halus tidak ada unsur paksaan hanya menjelaskan kalau ikut itu harus ada ijin keluarga juga dan jika sudah mempunya istri dan anak harus dibicarakan ke istri dan harus ada biaya untuk hidup yang ditinggalkan unutk anak dan istri.
  • Salah dalam mencerna memfokuskan bahwa akherat adalah mutlak dan dunia tidak ada artinya. Yang paling banyak kekeliruan jemaah adalah disini yang menjadikan mereka bekerja seadanya yang penting dapet uang untuk makan dan tidak ada etos kerja untuk lebih baik. Ini yang menjadikan kita ummat Islam terinjak-terinjak dari agama lainnya. Kita salah dalam mempelajari agama padahal sudah jelas kita selalu berdoa untuk kebahagian dunia dan akherat, dan islam juga mengajarkan untuk keseimbangan antara dunia dan akherat karena dunia adalah ladang ibadah untuk mencapat akherat. Zakat itu dengan uang dan uang itu bermanfaat untuk menolong orang lain, apakah cukup kita hanya mendoakan orang lain saja tanpa memberikan bantuan!!!!!, Haji itu dengan uang dan tidak bisa simsalabim abra kadabra terus sampai di Mekkah, menuntut ilmu itu adalah ibadah dan itu membutuhkan uang untuk biaya sekolah, dan islam melarang kita untuk meminta-minta, islam menyuruh kita menjadi pemberi bukan peminta-piminta. Jika kita tidak mempunya ilmu dunia dan agama yang selaras nanti orang yang menjalnakan pemerintahan ini adalah orang yang merusak dan islam adalah rahmatallilalamain (rahmat bagi seluruh alam), artinya tugas kita untuk membawa kemakmuran bagi seluruh alam termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia yang beragama lainnya agar mereka damai, bukan saling berperang merusak, membakar, membunuh.
Dunia ini adalah tempat kita bercocok tanam beribadah untuk akherat, coba tolong dijawab pernahkah kita membaca kisah seorang wanita pelacur yang hanya memberikan minum ke anjing yang sedang kehausan sudah dijadikan kisah akan memasuki surga??????????

Senyum itu ibdah, bekerja itu ibadah, menolong orang itu ibadah, menuntut ilmu itu ibadah, menjadi guru disekolah mengajarkan anak-anak pengetahuan adalah ibadah, membetulkan lampu atau saluran orang lain yang rusak itu juga ibadah, membuang duri dijalan ibadah, mengucapkan salam adalah ibadah, menolong orang tua atau orang lain adalah ibadah. 

Jadi jangan kita salah persepsi dalam mencermati dunia dan akherat ini, hanya caranya saja yang membedakan kita dengan mereka yang tak beragama, kita sama makan tapi kita makan dengan doah, kita sama mempunyai uang, mereka punya uang untuk foya-foya, kita punya uang untuk ibdah dan keluarga serta untuk menolong orang lain yang membutuhkan, uang bisa kita gunakan untuk memperbaiki membangun masjid, kita sama-sama menjadi dokter, biar mereka menjadi dokter untuk mungumpulkan pund-pundi rupiah dengan berbagai cara, kita menjadi dokter untuk menolong mengobati menjadi perantara Allah SWT mengobati orang lain yang sakit, kita sama-sama berjualan, mereka berjualan untuk mengumpulkan rupiah dengan berdang cara tipu-tipu, kita berdagang mencari keuntungan dengan ketentuan islam dan memudahkan orang lain memperoleh kebutuhannya.

Sholat, Zakat, Haji  itu adalah kewajiban yang tidak ada tawar-menawarnya dan harus dikerjakan dengan cara dan pada kondisi yang sudah ada ketentuannya.

Ingatlah Beribadahlah seolah-olah kamu akan mati esok, dan bekerjalah seolah-olah kamu akan hidup selamanya.  Tinggal pengaturan waktunya jangan sampai pekerjaan memperbudak kita dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Monggo pelajari bagaimana Nabi kita dalam mengurusi hal dunia, dan bagaimana para sahabat dengan harta kekayaannya, jika mereka lebih cinta kemiskinan dan kebodohan Islam pada zaman dahulu tidak akan pernah jaya.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.